Minggu, 18 Mei 2014

BUDAK PELIHARAAN TANTE SELY BAGIAN 1


oleh Erza Yuda Master

Entah bagaimana mulanya aku tertarik dengan dunia BDSM tapi yang aku ingat sejak dari bangku SMP aku suka sekali dan terangsang saat melihat adegan penculikan di teve. Aku bayangkan diriku di culik dan jadi mainan seorang wanita sadis. Aku baru tahu istilah BDSM dan bondage saat kelas 1 SMA setelah tanpa sengaja aku menemukan situs BDSM di internet. Sejak itulah aku mulai rajin membuka situs-situs tentang BDSM yang ternyata sangat banyak. Aku baru menyadari kalo perilaku seksual dengan kekerasan yg kata orang awam menyimpang ini banyak juga yang suka.
Aku pun mulai mencari mistress pujaanku lewat dunia maya dan masuk grup BDSM berharap bisa mempraktekan fantasi-fantasi liarku. Aku membayangkan diriku menjadi budak yg dipaksa melayani mistress yg sadis dan disiksa atau dipermainkan kalo melanggar aturan. Tapi rupanya untuk mencari mistress sungguhan di dunia maya di indonesia tidak semudah dugaanku. Kebanyakan hanya sebatas fantasi saja tanpa berani real scene, kalo pun ada sang mistress mensyaratkan aku harus menyediakan hotel, alat-alat scene dan memberi sejumlah uang pengabdian supaya aku bisa menjadi budaknya.
Duit dari mana buat aku yg masih sekolah SMA ini. Itupun aku juga belum yakin itu beneran mistress atau Cuma penipuan.
Sampai pada suatu malam aku mendapati hapeku berdering dari sebuah nomer yg tdk aku kenal. Aku angkat saja karena penasaran. “yah, siapa yah?” tanyaku basa basi
“ ini bener sama raka? Yg posting di grup BDSM?” terdengar suara wanita yang cukup tegas. Aku memang pernah memposting untuk mencari mistress di beberapa grup BDSM dengan menampilkan nomer hapeku dan foto asli di fbku. Tapi sejak itu akupun belum mendapat mistress yg serius, kebanyakan hanya orang iseng yg menghubungiku. Baru kali ini ada yg kelihatan serius.
“iya bener ini raka, ini siapa kalo boleh tau” tanyaku lagi. Dia mengaku bernama sely, dari suaranya aku yakin kalo dia wanita yg tegas. Dia mengaku dari jakarta dan sedang ada pekerjaan di bandung dan menanyakan apa aku serius pengin scene BDSM? Tentu saja aku jawab serius pengin sekali merasakan real scene menjadi budak seorang wanita.
Setelah berbicara panjang lebar menanyakan keaslian akun fbku dan fantasi-fantasi yg pengin aku lakukan dia menyuruhku besok sore menunggu di sebuah taman kota yg agak sepi jam 4 sore. Dia mensyaratkan aku datang menemuinya dengan memakai celana skiny fit ketat hitam dan kaos putih tanpa boleh memakai celana dalam. Dengan sebuah bandana di leher . karena menurutnya dia suka permainan fashion control dimana untuk baju pun hak mistres untuk mengontrolnya.
Berdebar rasanya justru yg aku rasakan, karena inilah scene pertamaku kalo bener besok jadi scene. Apalagi akupun belum tahu sama sekali calon mistressku ini. Tapi bodoh amat lah ga salah juga aku coba karena aku pengin sekali real scene dengan seorang mistress. dari obrolan tadi sih rasanya bukan sekedar orang iseng yg Cuma mempermainkan saja. Akupun mulai membayangkan apa yg bakal dilakukan oleh nyonya sely, begitulah panggilan dari seorang slave seperti perintahnya.
Singkat cerita sore harinya aku menuju ke taman kota di suatu tempat dimana calon mistressku akan menjemputku. Aku memastikan datang setelah siang harinya nyonya sely kembali menelponku untuk memastikan. Aku memakai celana skiny fit dan kaos putih seperti yg diperintahkannya. Tak lupa bandana di leher. Cuma aku agak risih karena tdk boleh memakai celana dalam seperti perintahnya, rasanya geli dan kurang nyaman. Tapi apa boleh buat, demi scene impianku. 10 menit aku menunggu dengan gelisah, aku takut kali ini aku hanya dikerjai saja. Tapi ketika aku sedang mencoba mengetik sms ada panggilan dari nyonya vina.
Dia menyuruhku ke tepi jalan untuk menjemputku. Tak berapa lama sebuah mobil honda city hitam berhenti dan dari dalam mobil seorang wanita menyuruhku masuk. Tanpa ragu aku masuk dan sekilas melihat calon mistressku ternyata seorang wanita keturunan chinese yg cukup dewasa , masih kelihatan cantik tapi dengan wajah yg serius jadi aku tak berani menatapnya. Aku bahkan menjadi grogi karena kami hanya saling diam. Setelah beberapa saat barulah dia mulai pembicaraan.
“ kamu serius kan mau scene?” tanyanya datar.
“ iya serius mist.. eh nyonya.” Jawabku grogi, karena sesuai perintahnya aku harus memanggilnya nyonya. Dan aku tdk boleh berbicara kalo tdk ditanya.
“coba buka resletingnya, saya mau cek apa bener kamu ga pake cd seperti perintahku” aku kemudian langsung membuka resleting celana ketatku dan menyembulah penisku yg ternyata sudah tegang!
“ hmmm belum mulai scene saja kamu sudah tegang begitu, sudah ga sabar yah?”
“ iya nyonya” kataku malu-malu. Lalu nyonya sely membuka dashboard dan mengeluarkan sebuah benda. “Pake ini buat penismu itu. terus kenapa itu rambutnya ga dicukur?” tanya nyonya sely.
“ iya maav nyonya belum sempat” kataku sambil menerima sebuah penis gear yg aku belum tau cara memakainya. Dengan sedikit bantuan nyonya sely akhirnya aku bisa memasang penis gear yg membungkus penis dan bolaku. Membuat penisku semakin tegang saja. Tapi nyonya sely tdk juga menyuruhku untuk menutup kembali resletingku jadi akupun tdk berani menutupnya. Aku biarkan penisku terus menyembul keluar, rasanya agak risih karena takut ada orang yg melihatnya dari luar apalagi saat di lampu merah. Walaupun kaca mobil gelap tapi aku risih sekali. Saat aku mencoba menutupinya memakai tanganku nyonya sely langsung membentaku. “BUKA!” akupun tak berani lagi menutupnya.
Saat hampir sampai ke hotel tempatnya menginap barulah nyonya sely menyuruhku menutup resletingku. Setelah memarkir mobilnya nyonya sely menyuruhku membawa beberapa tas belanjaanya dan mengikutinya ke kamar hotelnya. Belum apa-apa pun aku sudah dianggap sebagai babunya tapi entah kenapa aku justru menikmatinya. Setelah menaruh barang bawaanya aku kemudian diperintahkan untuk bersujud di pojok ruangan. Aku tak berani melihatnya tapi sepertinya dia sedang mandi.
Setelah beberapa saat barulah nyonya sely kembali dan terdengar langkah dari sepatu nya.
“bangun budak” perintahnya. Aku langsung berdiri dari posisi sujud yg lumayan lama menunggu. Ternyata nyonya sely sudah berganti baju. Dia memakai celana ketat kulit dengan sepatu boot hak tinggi menambah keanggunannya. Sepadan dengan baju atasanya yg hitam. Aku berdebar menanti apa yg akan dilakukanya. Nyonya sely kemudian memborgol tanganku ke belakang, sementara mulutku dibungkam dengan ball gag yg sudah dipersiapkannya.
‘ sekarang kamu lepas semua baju kamu sampe telanjang bulat!” perintah nyonya sely.
Tentu saja dengan borgol di tanganku aku susah melakukanya tapi aku patuhi perintahnya. Aku coba membuka resleting celanaku dan berhasil. Tapi untuk melepaskanya perlu perjuangan yg lumayan karena ini celana skiny juga yg tdk mudah melepasnya bahkan dengan tangan yg tak terborgol.
“ cepat budak! Ctaaar!” tanpa aku sangka nyonya sely mencambuku karena aku lama mengerjakan tugasku. Aku tak bisa melawan dan semakin bersemangat untuk melepas celana dan bajuku. Setelah beberapa kali cambukan akhirnya aku berhasil juga melepas celanaku,sehingga memperlihatkan penisku yg masih memakai gear kembali tegang penuh. sekarang tinggal kaosku yg mesti aku buka.
Setelah berusaha sekuat tenaga mencoba melepas kaosku dengan diiringi beberapa cambukan aku mencoba bertanya. Tapi dengan ball gag yg masih membungkam mulutku hanya gumaman yg tdk jelas yg keluar dari mulutku. Tapi sepertinya nyonya sely mengerti.
“ dasar budak bodoh! Tuh pake gunting!” katanya sambil menaruh gunting di lantai. Ternyata aku disuruh menggunting kaosku supaya aku telanjang bulat. Padahal ini kaos belum lama aku beli ko disuruh digunting? Nanti aku pulang pake apa? Tapi sudahlah itu soal nanti, pikrku. Dengan hati-hati dan agak susah aku menggunting kaos yg masih melekat di badanku. Dan akhirnya setelah tinggal sedikit tersisa aku sobek kaosku membuatku telanjang bulat.
Agak risih juga awalnya menyadari kini aku telanjang bulat tanpa selembar benangpun menutup kulitku. Tapi memang beginilah seharusnya seorang budak, fantasi yg sudah lama aku impikan.
“ cepat kesini budak!” aku segera berlutut di depan nyonya sely yang duduk di ranjang tempat tidur. Dia lalu mengambil collar yang lumayan besar dan memasangkannya di leherku. “ini sebagai tanda kamu akan menjadi budakku.” Nyonya sely kemudian mengambil sebuah borgol yang sudah dipersiapkannya dan memborgol kakiku. Aku berdebar menunggu perintahnya.
“sekarang kamu merayap ke ujung ruangan itu bolak balik kesini sepuluh kali.. cepat!” perintahnya
Tanpa menunggu waktu lagi aku segera berbaring di lantai dan mengerjakan perintahnya. Tapi ternyata agak susah merayap dengan tangan dan kaki terborgol seperti ini. Apalagi penisku yang masih tegang ini mengganggu pergerakanku karena sakit bergesekan dengan lantai. Mulutku pun masih tersumpal ball gag membuat air liurku berceceran keluar tanpa bisa aku tahan.
Baru 3 kali bolak balik aku sudah merasa capek dan berhenti untuk mengumpulkan tenaga tapi begitu aku melihat nyonya sely dia menatapku tajam sehingga aku kembali bersemangat melakukan perintahnya. Setelah beberapa lama akhirnya sampai juga sepuluh putaran seperti perintahnya. Kemudian ball gag di mulutku dilepaskan. Lega rasanya karena lumayan pegel dari tadi harus mulutku terbuka lebar menggigit ball gag itu. Tapi Belum lama aku beristirahat nyonya sely menyorongkan sepatu boot hak tingginya. “bersihkan sepatuku sampai mengkilap!” segera aku lakukan perintahnya, aku berlutut di depannya dan mulai menjilati sepatunya dari ujung, samping sampai semuanya. Ini benar-benar fantasiku yang menjadi kenyataan untuk diperbudak dan melayani seorang wanita kejam.
“kamu benar-benar cocok jadi penjilat sepatu.” Kata nyonya sely yang sepertinya puas melihatku terus menjilati sepatunya sampai mengkilap. “iya nyonya, terima kasih nyonya” kataku sambil terus menjilati sepatunya sampai atas bootnya. Setelah semua mengkilap giliran kaki yang sebelah disorongkan ke wajahku. Segera aku kembali menjilati sepatunya dengan rakus. Aku jilati sepatu nyonya sely tanpa tersisa bagian sedikitpun. Baru kemudian nyonya sely menyuruhku berhenti. Dia lalu mengambil sebuah rantai anjing yg cukup panjang dan mengaitkannya di collar leherku. Borgol di belakang tanganku dibuka dan dipindah di depan, dikunci lagi.
Nyonya sely lalu menarik rantai di leherku, aku segera mengerti untuk merangkak mengikutinya layaknya seekor anjing! Agak susah juga merangkak dengan borgol di tangan dan kakiku. Nyonya sely beberapa kali berjalan menuntunku bolak-balik mengitari kamar. Lalu dia kembali duduk di tepi ranjang tempat tidur. “ kamu memang lebih pantas jadi anjing peliharaanku!” bentak nyonya sely sambil menarik rantai collarku. Agak kaget aku “iya nyonyaa” belum selesai berbicara, nyonya sely menarik kencang rantai collarku.
“ hei anjing bodoh! Siapa suruh kamu bicara bahasa manusia!” hardik nyonya sely.
“ julurin lidah kamu layaknya seekor anjing! Dan kamu juga Cuma boleh bersuara seperti anjing!” segera aku sadari kesalahanku dan aku julurin lidahku layaknya anjing seraya bernafas memburu seperti biasa anjing lakukan. “ nah begitu lebih bagus” kata nyonya sely sambil naik dan tiduran.
Bernafas memburu seperti ini ternyata cukup melelahkan, air liurku pun tak kuasa aku bendung berceceran ke lantai. Tapi aku tak berani menarik masuk lidahku. Aku menunggu di tepi ranjang layaknya anjing sedang menunggui perintah majikannya.
“ sepertinya kamu perlu mainan yah?” kata nyonya sely sambil melemparkan sesuatu.
“ ambil, bawa kesini pake mulut!” perintah nyonya sely. Segera aku merangkak mengambil benda itu. Ternyata sebuah tulang-tulangan yg biasa buat mainan anjing. Segera aku menggigitnya dan merangkak kembali untuk menyerahkannya ke nyonya sely.
“good doggie, kamu memang anjing pintar” begitu tulang-tulangan itu di terima nyonya sely langsung dilempar kembali dan akupun kembali merangkak untuk mengambilnya. Begitu setrusnya berulang-ulang nyonya sely bermain lempar tulang. Cape sekali aku harus bolak balik merangkak mengambil tulang-tulangan yg dilempar nyonya sely, apalagi dengan tangan dan kakiku yg terborgol. tapi memang beginilah harusnya seekor anjing mematuhi majikannya, membuat semangatku kembali.
Akhirnya permaianan berhenti. Nyonya sely mengelus-elus rambutku layaknya seorang majikan memanjakan anjingnya. Dia lalu mengambil sebotol air mineral dan menuangkannya ke lantai.
“ nah sekarang kamu boleh minum” aku patuhi perintahnya segera aku menjilati air yg berceceran di lantai untuk aku minum. Aku menikmati peranku sebagai anjing yg dimiliki seorang nyonya sadis.
“ jilat semua sampai bersih !” bentak nyonya sely. Sambil memburaikan cemilan yg sdh diremas-remas ke lantai. “ itu makanan buat seekor anjing seperti kamu” akupun memakan cemilan yg berceceran di lantai ini dengan terpaksa. Sambil terus menjilati air yg masih menggenang yg dituangkan nyonya sely tadi. Agak lama aku mengerjakan pekerjaanku sementara nyonya sely hanya mengawasiku dari tempat tidur sambil menonton teve.
Setelah sekian lama akhirnya selesai juga pekerjaanku menjilati air yg dituangkan nyonya selly ke lantai dan memakan cemilan yg diburaikan di lantai. Aku merangkak ke tepi tempat tidur dan menunggu perintah selanjutnya. Tanpa aku sangka nyonya selly bangun lalu melepas sepatu hak tinggi dan celananya. Hanya menyisakan celana dalamnya, tapi baju atasannya tidak dilepas.lalu kembali duduk di tepi tempat tidur. Penisku kembali menegang setelah tadi sempat layu karena harus melakukan banyak perintahnya yg menguras banyak tenaga.
Nyonya selly menyorongkan kaki telanjangnya dan aku mengerti apa yg harus dilakukan. Segera aku ciumi kaki indahnya, lalu aku jilati bagian demi bagian tak lupa aku kulum jari jari kakinya satu demi satu. Inilah yg harus dilakukan seorang budak pemuja mistress untuk menyembah di kakinya . selesai kaki satunya giliran disorongkan. Kembali aku melakukan pekerjaan serupa. Cukup lama aku membersihkan kaki nyonya selly dengan mulutku sampai dia memerintahkan berhenti.
“ sekarang saya pengin lihat seberapa berguna lidahmu! Apakah bisa memuaskanku?” perintah nyonya selly. Aku mencoba mengerti dengan ucapannya. Dan ternyata aku diperintahkan untuk menjadi penjilat meky nyonya selly untuk memuaskannya. Aku merangkak mendekati nyonya selly.
“pake mulut kamu buat melepas celana dalamnya!” dengan hati-hati aku menggigit samping celana dalam nyonya selly dan menariknya turun. Begitu pula bagian samping sebelahnya dan melepaskannya. terlihatlahlah meky nyonya selly yg berwarna kemerahan. Segera aku memulai tugasku. Pertama aku ciumi dengan lembut, lalu aku jilati dengan rakus bagian demi bagian sampai ke lubang kenikmatannya. Aku jilati dengan menjulurkan sejauh mungkin lidahku menembus lubang kenikmatannya. Terlihat nyonya selly mulai menikmati pekerjaanku. Nafasnya memburu turun naik dengan desahan-desahan kenikmatan keluar dari mulutnya. Aku semakin bersemangat melakukan pekerjaanku walaupun aku mulai merasa pegel dan ngilu di mulutku. Belum lagi tanganku yg masih terborgol susah untuk menjaga keseimbangan setelah kepalaku dipegangi erat-erat oleh nyonya selly sambil ditekan ke lubang kenikmatannya.
Sekian lama nyonya selly tidak juga mencapai puncak kenikmatannya, aku sudah mulai kewalahan karena mulutku pegal. Kuat juga nyonya selly, pasti dia sudah berpengalaman, pikirku. akhirnya nyonya selly melepaskan kepalaku dan menyuruhku berhenti. “ lidah kamu Cuma bisa menggelitiku saja” kata nyonya selly sinis. Aku hanya diam saja. Nyonya selly membuka borgol tanganku dan melingkarkan borgol itu di kaki kursi lalu memborgol kembali tanganku. Tak berapa lama aku ditinggalkan nyonya selly ke kamar mandi.
Selesai berpakaian nyonya selly mendatangiku, lalu melepas borgol di tangan dan kakiku. Cukup lega rasanya setelah sekian lama tangan dan kakiku terborgol, bahkan ada sedikit bekas di pergelangan tangan dan kakiku. Tapi belum lama aku beristirahat nyonya selly menyuruhku untuk bersujud di lantai. Aku mulai deg-degan ketika kakiku disuruh direnggangkan. nyonya selly mulai meraba dan memasukan jarinya ke lubang anusku. Rasanya aku belum siap untuk disodomi tapi aku tdk berani menolak dan melihat ke belakang. Aku masih posisi nungging dengan cemas. Apalagi ketika aku merasa ada cairan pelumas dioleskan ke lubang anusku, lalu ada sebuah benda yg mencoba masuk.
“ renggangkan kaki kamu biar gampang masuk” kata nyonya selly. Walaupun terasa sakit tapi aku coba ikuti perintahnya. Nyonya selly terus menekan masuk benda itu sampai dalam. Ternyata benda itu adalah plug, yg biasa dipakai untuk penyumpal atau untuk merenggangkan lubang anus. Cukup lega setelah plug berhasil masuk dan tetap di tempatnya setelah dilepaskan, walaupun sekarang aku merasa kurang nyaman karena ada benda asing yg mengisi rongga anusku.
Aku kemudian diperintahkan untuk duduk di kursi, kedua pergelangan tangan dan siku tanganku diiket ke belakang dengan tali, kakikupun diikat ke kaki kursi, sementara lututku diikat ke samping membuat kakiku terentang lebar dan penisku terekspose. Penisku yg kembali tegang diikat pangkal batangnya. Kepala penisku pun diiket dengan tali yg lebih kecil. sementara bola pelerku diiket pula dengan tali yg ujungnya diikat ke bawah. Nyonya selly terlihat membawa jepitan kayu yg tanpa ampun dijepitka ke kedua putingku, rasa perih dan sakit mulai menjalari tubuhku. Lalu nyonya selly mengambil sesuatu dari tasnya. Betapa kagetnya ketika nyonya selly memamerkan sebuah dildo penis yg menurutku sangat besar dan sangat mirip aslinya. Ukuranya jauh di atas ukuran penisku.
“ jilat ini, kamu akan menyukainya” kata nyonya selly mengejekku. Aku berusaha menolak karena melihatnya saja jijik, tapi ketika nyonya selly mencengkeram bola pelerku terpaksalah aku menurut, aku coba menjilati ujung dan pangkal penis dildo itu, toh ini Cuma mainan, pikirku.
“ saya ada urusan di luar, kamu silakan menikmati disini. Tapi saya kasih pilihan. Kalo kamu tidak ingin monster penis ini mengefuck kamu, kamu harus jaga penis kecil kamu itu tetap ngaceng sampe saya kembali. Jangan sampai loyo sebentarpun karena kalo tali yg mengikat kepala penis kamu ini longgar berarti kamu gagal dan kamu akan menikmati disodomi penis ini.” Nyonya selly menjelaskan permainannya sambil tangannya masih menyodorkan dildo penis ke mulutku untuk terus aku jilati.
“Sekarang pilihan ada di tangan kamu sendiri” kata nyonya selly sambil memasang ball gag di mulutku. Aku berdebar menjelaskan permainannya, tak berapa lama nyonya selly benar-benar pergi meninggalkanku sendirian yg terikat erat di kursi ini. Sekarang perjuangan ada di tanganku, aku harus bisa menjaga penisku tetap ngaceng sampai nyonya selly kembali karena aku masih belum mau permaianan strapon peging. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalo dildo penis besar itu mengefucku, karena plug kecil ini saja rasanya sakit dan tidak nyaman memenuhi rongga anusku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adsense Menu